tidak rentan! tidak terkalahkan!
itulah Anda!
-Dr. Peale-
Lihatlah Pohon Itu ~ Sore kemarin, dalam perjalanan pulang, aku melihat daun-daun berserakan di jalanan. Ranting-ranting memenuhi jalan. Banyak juga pohon yang tumbang. Benar-benar pemandangan yang sangat mengerikan, disertai dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi etelah mengamuk pagi harinya.
Aku dapat mengambil sebuah pelajaran dalam perjalanan pulangku. Pohon. Hidup kita ini seperti pohon. Dari tunas kecil menjadi pohon yang besar dan kokoh. Memiliki banyak cabang yang terdiri dari ranting dan daun. Pohon itu akan terus tumbuh tetapi daun dan ranting tidak akan bertahan lama. Ada kalanya daun-daun tua itu jatuh berguguran.
Bila terjadi badai, maka angin kencang akan menyapu pepohonan. Ada yang tumbang dan tercabut sampai ke akar-akarnya, dan ada juga yang masih kokoh meskipun mengalami kebotakan karena kehilangan daun-daunnya. Pohon botak itu tidak kuatir karena dia yakin bahwa daun-daun itu akan tumbuh lagi. Kenapa pohon itu tidak tumbang? Kenapa bisa sekokoh itu? Kuncinya terletak pada kekuatan akarnya. Semakin dalam akarnya tertanam, maka pohon itu kan semakin kokoh. Semakin kuat. Badai pun lewat.
Hendaknya dalam kehidupan kita memiliki iman yang kokoh. Iman yang kuat. Iman yang akarnya seperti pohon itu. Iman yang tidak pernah tergoyahkan oleh badai kehidupan. Jangan kuatir bila badai itu merontokkan hidupmu. Jangan kuatir bila badai itu mengambil pekerjaanmu, kekasihmu, atau bahkan badai itu membuatmu kesakitan.
Lihatlah pohon itu. Angin itu merontokkan daun dan ranting yang lemah. Daun lemah itu tidak beguna bagi pohon itu. Sama seperti hidup kita. Badai kehidupan itu memang terasa sakit karena mereka mengambil sesuatu yang kita anggap berharga. Hei, tahukah kau bahwa Tuhan sedang memangkas "sesuatu" dalam hidupmu yang membuatmu tidak dapat bertumbuh? Tuhan sedang membersihkan hidup kita. Merontokkan hal-hal yang tidak beguna dalam hidup kita.
Jangan takut mengahadapi badai hidup. Tanamlah akar iman yang kuat. Bila semua masalah sedang monggoncang kehidupan kita, kita akan tetap kuat. Kita akan bertahan untuk menanti berkat yang luar biasa, yang Tuhan sudah sediakan bagi kita, yang setia dan tetap berharap kepadaNya.
BACA JUGA: Tuhan, Peluk Aku Sebentar
Aku dapat mengambil sebuah pelajaran dalam perjalanan pulangku. Pohon. Hidup kita ini seperti pohon. Dari tunas kecil menjadi pohon yang besar dan kokoh. Memiliki banyak cabang yang terdiri dari ranting dan daun. Pohon itu akan terus tumbuh tetapi daun dan ranting tidak akan bertahan lama. Ada kalanya daun-daun tua itu jatuh berguguran.
Bila terjadi badai, maka angin kencang akan menyapu pepohonan. Ada yang tumbang dan tercabut sampai ke akar-akarnya, dan ada juga yang masih kokoh meskipun mengalami kebotakan karena kehilangan daun-daunnya. Pohon botak itu tidak kuatir karena dia yakin bahwa daun-daun itu akan tumbuh lagi. Kenapa pohon itu tidak tumbang? Kenapa bisa sekokoh itu? Kuncinya terletak pada kekuatan akarnya. Semakin dalam akarnya tertanam, maka pohon itu kan semakin kokoh. Semakin kuat. Badai pun lewat.
Hendaknya dalam kehidupan kita memiliki iman yang kokoh. Iman yang kuat. Iman yang akarnya seperti pohon itu. Iman yang tidak pernah tergoyahkan oleh badai kehidupan. Jangan kuatir bila badai itu merontokkan hidupmu. Jangan kuatir bila badai itu mengambil pekerjaanmu, kekasihmu, atau bahkan badai itu membuatmu kesakitan.
Lihatlah pohon itu. Angin itu merontokkan daun dan ranting yang lemah. Daun lemah itu tidak beguna bagi pohon itu. Sama seperti hidup kita. Badai kehidupan itu memang terasa sakit karena mereka mengambil sesuatu yang kita anggap berharga. Hei, tahukah kau bahwa Tuhan sedang memangkas "sesuatu" dalam hidupmu yang membuatmu tidak dapat bertumbuh? Tuhan sedang membersihkan hidup kita. Merontokkan hal-hal yang tidak beguna dalam hidup kita.
Jangan takut mengahadapi badai hidup. Tanamlah akar iman yang kuat. Bila semua masalah sedang monggoncang kehidupan kita, kita akan tetap kuat. Kita akan bertahan untuk menanti berkat yang luar biasa, yang Tuhan sudah sediakan bagi kita, yang setia dan tetap berharap kepadaNya.
BACA JUGA: Tuhan, Peluk Aku Sebentar
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content